Produk dulu atau market dulu? Pertanyaan ini seringkali menghinggapi para pebisnis pemula atau mereka yang berniat memulai bisnis.
Bila Anda salah satu diantara mereka yang juga bingung maka artikel ini tepat untuk Anda baca. Oke, bila kita menyimak secara teori ataupun menurut para praktisi maka yang paling utama adalah mencari pasarnya dulu.
Karena percuma kan kalau produknya sudah ada tapi tidak ada market yang membeli. Loh, emang ada ya? ya ada aja. Misal, ada produk besi berkarat. Nah,kira-kira siapa tuh marketnya? Kalau Anda punya produk tersebut kira-kira akan dijual kemana? Tentunya Anda tidak bisa menjawab karena memang produk tersebut tidak ada marketnya.
Bagaimana cara mendapatkan market?
Anda bisa menggunakan google trends untuk melihat potensi market. Anda juga bisa melakukan observasi ke lingkungan sekitar dan melihat masalah yang terjadi dari market yang Anda incar.
Katakanlah Anda mengincar market orang tua dan anak, maka cari masalah yang biasa mereka hadapi. Dari masalah tersebut bisa Anda rumuskan untuk membuat atau mencari sebuah produk yang bisa dijual ke mereka.
Observasi juga bisa dilakukan terhadap diri sendiri. Misal, ketika kita hendak menggunakan masker tapi merasa bosan dengan masker yang itu-itu aja. Akhirnya, Anda membuat produk masker dengan model yang lebih stylish.
Marketnya siapa? ya, orang-orang yang seperti dia yaitu mereka yang ingin tampil keren tapi tetap mentaati protokol kesehatan.
Contoh lain, Anda berada di sebuah tempat dan ingin membuka laptop. Namun, karena tidak ada senderan maka punggung Anda menjadi pegal. Nah, dalam kondisi seperti ini maka ide produk yang bisa dibuat adalah produk kursi lesehan. Tentunya kursi lesehan yang portable sehingga bisa dibawa kemanapun.
sumber: Product Coalition
Produk Dulu atau Market Dulu (Kondisi Produk Sudah dikasih duluan)
Nah, sekarang bagaimana kalau kondisinya produk sudah ada terlebih dahulu sebelum Anda mengetahui siapa marketnya?
Dalam kondisi ini yang Anda harus lakukan adalah membedah manfaat dari produk tersebut. Katakanlah Anda menjual produk kursi lesehan. Dari kursi lesehan tersebut apa manfaat yang bisa diperoleh dan apa masalah yang bisa ia selesaikan?
Misal: masalah punggung pegal dan ketidaknyamanan. Nah, kursi lesehan tersebut bisa mengatasi masalah tersebut. Lalu, marketnya siapa?
Nah, coba Anda pikirkan kira-kira siapa saja yang butuh kursi lesehan?
Freelancer? yap bisa, karena kebanyakan freelancer bekerja dimana saja. Bila ia mendapati sebuah tempat yang tidak ada kursinya maka ia butuh kursi lesehan. Bisa juga para remote worker, yaitu mereka yang bekerja kantoran tetapi pekerjaannya bisa dilakukan secara remote.
Ada beberapa remote worker yang tidak bisa bekerja di rumah. Akhirnya ia mencari tempat lain untuk bekerja. Selain itu, ada juga self employed seperti blogger yang bisa juga menjadi target market produk ini.
Penutup
Nah, setelah penjelasan di atas sudah paham kan mana yang Anda pilih dulu? Jawabannya adalah tergantung kondisi yang terjadi. Bila kondisi ideal alias belum ada produk maka market dulu yang dicari. Lain cerita kalau produknya sudah ada, maka Anda perlu melakukan breakdown atas manfaat yang dimiliki produk tersebut.
Setelah di-breakdown maka Anda bisa menentukan market apa yang cocok untuk produk tersebut, sama seperti yang dijelaskan dalam ilustrasi jual beli kursi lesehan tersebut.
Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat dan silahkan untuk disebarkan seluas-luasnya agar kebermanfaatannya tersebar luas. Bila Anda ingin terus memantau artikel tentang bisnis dan marketing maka Anda bisa lihat di blog octaseed.
Pingback: Plugin yang Penting untuk Wordpress agar Website Lebih Profesional
Pingback: Cold, Warm dan Hot Market Sebuah Temperatur Pasar